Pelita Jogja – CPA Australia baru-baru ini meluncurkan panduan pengelolaan khusus untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dalam upaya meningkatkan literasi keuangan dan mendorong mereka untuk naik kelas. Panduan ini dirancang untuk sejalan dengan program Pemerintah Indonesia yang bertujuan memperkuat sektor UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian negara. Dengan fokus utama pada usaha mikro, panduan ini diharapkan dapat memberi dampak signifikan terhadap pengembangan UMKM di Indonesia.
Kepala Regional CPA Australia untuk Asia Tenggara, Priya Terumalay, menjelaskan bahwa panduan ini dilengkapi dengan berbagai tips praktis bagi para pelaku UMKM dalam hal peningkatan operasional, manajemen risiko, tata kelola, dan keberlanjutan bisnis. “Kami percaya bahwa meningkatkan literasi keuangan adalah langkah kunci untuk membantu UMKM Indonesia naik kelas dan berkembang lebih baik,” ujar Priya dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu.
Panduan ini dikembangkan berdasarkan hasil Survei Tahunan Usaha Kecil Asia-Pasifik yang dilakukan oleh CPA Australia, yang menunjukkan bahwa meskipun UMKM di Indonesia berkembang pesat, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan tata kelola bisnis. Survei tersebut juga menyoroti bahwa UMKM Indonesia memiliki momentum pertumbuhan yang kuat dalam dua tahun terakhir, yang mencerminkan optimisme terhadap ekonomi Indonesia dan kepercayaan terhadap dunia usaha lokal.
Priya menambahkan bahwa survei ini menunjukkan adanya potensi besar bagi beberapa usaha kecil lokal untuk berkembang menjadi bisnis besar yang sukses di pasar global dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, CPA Australia berkomitmen untuk mendukung pembangunan kapasitas UMKM Indonesia melalui panduan ini, dengan tujuan menjadi mitra dan penasihat yang dapat dipercaya dalam proses transformasi bisnis mereka.
Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Adi Budiarso, menekankan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian Indonesia. UMKM saat ini berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja. “UMKM adalah pilar utama dalam stabilitas ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu memberikan dukungan yang tepat untuk membuka potensi penuh mereka, baik melalui kebijakan yang mendukung, akses keuangan, digitalisasi, maupun praktik berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Adi, meskipun UMKM Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi agar mereka bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi maksimal bagi perekonomian. Untuk itu, kolaborasi antara sektor pemerintah, profesional seperti akuntan, dan lembaga swasta sangat diperlukan untuk memperkuat daya saing UMKM dan mendukung mereka dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Pada kesempatan yang sama, CPA Australia juga mengadakan acara Member Recognition Ceremony, yang memberikan penghargaan kepada anggota yang telah mencapai status CPA dan Fellow, serta anggota senior dengan masa keanggotaan antara 10 hingga 30 tahun. Acara ini menyoroti peran penting para profesional akuntansi dalam mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai kebijakan dan strategi pengelolaan yang efektif.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan para pelaku UMKM Indonesia bisa lebih memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dan memperoleh wawasan tentang praktik bisnis yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang lebih pesat. Panduan ini juga menjadi langkah penting untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor UMKM dalam menghadapi era digital dan globalisasi.