Pelita Jogja – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Colombo mengadakan acara buka puasa bersama di Masjid Indonesia Memorial, Maskeliya, Sri Lanka. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk mempererat hubungan masyarakat Indonesia dan Sri Lanka dalam aspek spiritual, tetapi juga sebagai bagian dari penggalangan Friends of Indonesia di negara tersebut.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan oleh KBRI Colombo di Jakarta pada Kamis (14/3), Duta Besar RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing, mengungkapkan bahwa Iftar Ramadhan yang diadakan pada 9 Maret lalu dihadiri oleh sekitar 100 orang. Diharapkan bahwa kegiatan ini mampu memperkuat hubungan antar masyarakat dari kedua negara.
Sebagai perwakilan Indonesia, Dubes Dewi mengajak seluruh peserta untuk senantiasa menjunjung tinggi toleransi serta keharmonisan dalam kehidupan beragama. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa agar dapat menjalani Ramadan dengan lancar.
Dalam kesempatan yang sama, Dewi menyampaikan rasa terima kasih kepada para pengurus dan jamaah Masjid Indonesia Memorial yang telah membantu KBRI Colombo dalam menjaga serta merawat kompleks masjid beserta monumen yang berada di lokasi tersebut.
Masjid Indonesia Memorial sendiri merupakan tempat bersejarah yang memiliki keterkaitan erat dengan Indonesia. Lokasi ini berada di dekat kawasan terjadinya kecelakaan pesawat Martin Air 138, yang disewa oleh Garuda Indonesia untuk mengangkut jamaah haji asal Indonesia.
Tragedi itu terjadi pada 4 Desember 1974, ketika pesawat menabrak kawasan Seven Virgin Hills di Provinsi Tengah Sri Lanka. Seluruh 182 penumpang beserta sembilan awak pesawat dinyatakan meninggal dunia.
Pasca-kejadian tersebut, Pemerintah Indonesia membangun sebuah monumen di kaki gunung sebagai bentuk penghormatan kepada para korban. Lokasi ini juga dijadikan sebagai tempat peristirahatan terakhir sebagian besar jenazah korban, mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk dipulangkan ke Indonesia.
Meskipun demikian, beberapa bagian jasad yang berhasil diidentifikasi akhirnya dipulangkan dan dimakamkan di pemakaman massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.
Tragedi penerbangan haji yang melibatkan pesawat Indonesia di Sri Lanka tidak hanya terjadi sekali. Beberapa tahun setelah insiden Martin Air 138, kecelakaan lainnya kembali terjadi. Pada 15 November 1978, pesawat Icelandic Loftleider LL001 mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Surabaya.
Pesawat yang tengah melakukan proses pendaratan di Bandara Katunayake itu jatuh sekitar dua kilometer sebelum mencapai landasan. Dari total 262 penumpang dan kru, sebanyak 183 orang dinyatakan meninggal dunia.
Kehadiran Dubes Dewi dalam acara buka puasa bersama ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat Sri Lanka, sekaligus memberikan penghormatan kepada para korban tragedi tersebut.
Menurut KBRI Colombo, kegiatan ini bukan hanya menjadi simbol solidaritas antara kedua negara, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan yang pantas diberikan kepada mereka yang telah wafat dalam perjalanan ibadah haji.
Acara seperti ini diharapkan dapat terus berlangsung sebagai wadah untuk mempererat hubungan antar masyarakat serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh kedua negara.