Pelita Jogja – Australia dan Indonesia semakin mempererat kerja sama dalam memperjuangkan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Komitmen ini diperkuat dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tahun sebagai bentuk pengingat bahwa kesetaraan gender dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, dalam siaran pers Kedutaan Besar Australia pada Kamis, menyampaikan bahwa kedua negara terus bekerja sama dalam mendorong agenda kesetaraan gender. Ia menegaskan bahwa masyarakat yang inklusif harus dibangun dengan prinsip tidak meninggalkan siapa pun, termasuk perempuan dan anak perempuan yang sering menghadapi berbagai hambatan dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Kedutaan Besar Australia bersama berbagai mitra, termasuk pemerintah Indonesia, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta, telah menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan selama sebulan penuh untuk merayakan Hari Perempuan Internasional.

Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah penghormatan terhadap para pemimpin perempuan luar biasa yang telah berkontribusi dalam berbagai bidang. Selain itu, peluncuran produk pengetahuan yang bertujuan mendukung pemberdayaan perempuan turut dilakukan dalam momen ini. Acara tersebut juga bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya KAPAL Perempuan, sebuah organisasi masyarakat sipil Indonesia yang mendapat dukungan dari program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI).

Di samping itu, berbagai diskusi dan kegiatan lain turut diselenggarakan, termasuk talkshow yang digelar dalam rangkaian kegiatan Car Free Day di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Talkshow ini dihadiri oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam OMS INKLUSI, seperti GARAMIN NTT, Ume Daya Nusantara, PKBI NTT, dan PEKA-PM. Dalam forum tersebut, para peserta membahas berbagai langkah strategis untuk mempercepat aksi dalam bidang Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di wilayah tersebut.

Selain diskusi dan talkshow, inisiatif lain yang dilakukan adalah penyelenggaraan pasar lokal yang menampilkan berbagai produk hasil karya perempuan pelaku usaha. Program ini diselenggarakan dengan dukungan dari PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga) sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan, khususnya mereka yang menjadi kepala keluarga.

Berbagai kegiatan ini menunjukkan bahwa kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak hanya sebatas wacana, tetapi juga diwujudkan dalam aksi nyata. Melalui kemitraan yang kuat, kedua negara berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak perempuan yang dapat berdaya dan berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan masyarakat. Langkah-langkah konkret ini menjadi bukti bahwa upaya untuk mencapai kesetaraan gender harus terus diperjuangkan dan ditingkatkan demi menciptakan masa depan yang lebih adil dan inklusif bagi semua.