Pelita Jogja

Media Warta Tebaru

Memperkuat Tiga Pilar Peradaban Bangsa
Berita

Memperkuat Tiga Pilar Peradaban Bangsa untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pelita Jogja – Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Mujiburraman, menegaskan bahwa peradaban suatu bangsa sangat bergantung pada tiga pilar utama, yaitu keluarga, pendidikan, serta keteladanan dari tokoh dan rohaniawan. Ia menyampaikan bahwa jika ketiga pilar tersebut melemah, maka kebangkitan bangsa akan semakin sulit untuk dicapai.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mujiburraman saat menghadiri acara konsolidasi dan buka puasa bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Aceh yang berlangsung di Gedung Landmark BSI Banda Aceh. Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa ketahanan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada aspek ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga pada kekuatan moral dan karakter masyarakatnya.

Ia menjelaskan bahwa tatanan keluarga bisa melemah apabila peran ibu dalam rumah tangga semakin berkurang. Menurutnya, hal ini sering terjadi karena banyak ibu yang lebih sibuk dengan aktivitas di luar rumah dan menyerahkan pengasuhan anak sepenuhnya kepada pihak lain. Jika peran ibu dalam membentuk karakter anak tidak lagi optimal, maka fondasi moral generasi mendatang akan menjadi rapuh.

Selain itu, sektor pendidikan juga dapat mengalami degradasi jika peran guru semakin diabaikan. Guru yang seharusnya fokus dalam mendidik anak-anak justru dibebani dengan tugas administratif yang berlebihan. Akibatnya, mereka tidak dapat menjalankan peran utamanya sebagai pendidik dengan maksimal. Tidak hanya itu, kurangnya penghargaan terhadap guru juga menjadi salah satu faktor yang melemahkan sistem pendidikan di suatu negara.

Mujiburraman juga menyoroti bagaimana hilangnya keteladanan dari tokoh masyarakat dan rohaniawan bisa menjadi ancaman serius bagi peradaban. Ketika mereka lebih terlibat dalam politik praktis yang hanya berorientasi pada kepentingan pribadi, materi, dan jabatan, maka kepercayaan masyarakat terhadap mereka akan menurun. Jika tidak ada lagi sosok yang dapat dijadikan panutan, maka masyarakat akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupan sosial dan bernegara.

Ia menegaskan bahwa infrastruktur fisik yang rusak bisa diperbaiki dengan mudah, tetapi jika moral, spiritual, dan karakter bangsa telah hancur, maka kebangkitan akan menjadi tantangan yang jauh lebih berat. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperkuat ketiga pilar utama ini agar kebangkitan bangsa dapat terwujud dengan lebih baik di masa depan.

Selain membahas isu peradaban, acara konsolidasi tersebut juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial. Sebanyak 50 anak yatim menerima santunan sebagai bagian dari kepedulian ISNU terhadap masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, dilakukan juga penyerahan wakaf Al-Qur’an untuk Pengurus Cabang ISNU di wilayah kepulauan dan perbatasan Aceh, termasuk di Simeulue, Aceh Singkil, dan Subulussalam.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, menyampaikan tausiah Ramadan yang menegaskan bahwa ISNU harus mampu menjadi garda intelektual yang responsif terhadap berbagai isu yang berkembang, termasuk dalam bidang ekonomi syariah. Ia berharap agar ISNU dapat berperan lebih aktif dalam memberikan solusi terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat, terutama dalam memperkuat ketahanan ekonomi berbasis syariah.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, peran keluarga, pendidikan, serta tokoh dan rohaniawan harus terus diperkuat agar peradaban bangsa tetap kokoh. Langkah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kontribusi aktif dari seluruh elemen masyarakat agar generasi mendatang dapat tumbuh dengan karakter yang kuat dan bermoral.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *