Pelita Jogja

Media Warta Tebaru

Mark Carney Dilantik sebagai Perdana Menteri Kanada
Berita

Mark Carney Dilantik sebagai Perdana Menteri Kanada, Siap Bentuk Kabinet Lebih Ramping

Pelita Jogja – Mark Carney dijadwalkan untuk menjalani pelantikan sebagai Perdana Menteri Kanada pada Jumat, 14 Maret 2025, yang akan berlangsung di Rideau Hall, Ottawa. Pelantikan ini menandai dimulainya pemerintahan baru yang dipimpin oleh Carney dengan kabinet yang lebih efisien dan berjumlah lebih sedikit dibandingkan kabinet sebelumnya.

Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh kantor Gubernur Jenderal Kanada, upacara pelantikan akan dipimpin langsung oleh Mary Simon pada pukul 11 pagi waktu setempat. Sementara itu, Perdana Menteri Justin Trudeau, yang saat ini masih menjabat, akan mengajukan pengunduran dirinya secara resmi pada hari yang sama. Trudeau juga akan membubarkan kabinetnya yang sebelumnya terdiri dari 37 menteri.

Dalam kepemimpinannya, Carney diperkirakan akan memilih kabinet dengan jumlah anggota yang jauh lebih sedikit, berkisar antara 15 hingga 20 menteri. Sejumlah nama yang akan masuk dalam daftar kabinet barunya telah diberi tahu tentang peran mereka dalam pemerintahan mendatang. Selain itu, beberapa menteri yang saat ini masih menjabat dikabarkan akan mengalami pergeseran posisi atau bahkan tidak lagi menjadi bagian dari kabinet baru.

Beberapa tokoh penting yang memiliki peran strategis dalam hubungan diplomatik antara Kanada dan Amerika Serikat diperkirakan tetap mempertahankan jabatannya. Nama-nama seperti Melanie Joly yang saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Dominic LeBlanc sebagai Menteri Keuangan, serta François-Philippe Champagne yang menjabat sebagai Menteri Inovasi diperkirakan tidak akan mengalami perubahan posisi dalam kabinet baru.

Tantangan pertama yang harus dihadapi oleh Carney sebagai pemimpin Kanada adalah menyelesaikan ketegangan perdagangan yang semakin meningkat dengan Amerika Serikat. Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian adalah keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang baru-baru ini menerapkan tarif impor sebesar 25 persen terhadap baja dan aluminium dari Kanada.

Selama kunjungannya ke produsen baja ArcelorMittal Dofasco di Hamilton, Carney mengungkapkan sikapnya terhadap kebijakan tersebut. Ia menilai bahwa langkah yang diambil oleh pemerintahan Trump dapat berdampak buruk pada hubungan dagang antara kedua negara serta menghambat industri baja Kanada.

Sebagai bentuk respons terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, pemerintah Kanada telah mengambil tindakan dengan menerapkan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap produk impor dari AS. Tarif ini diberlakukan pada barang-barang dengan nilai total hampir 30 miliar dolar atau sekitar Rp492,15 triliun.

Mark Carney bukanlah sosok baru dalam dunia ekonomi dan pemerintahan. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Kanada serta Bank Inggris. Pengalamannya juga mencakup peran sebagai eksekutif di Goldman Sachs, sebuah perusahaan investasi global. Di masa lalu, Carney memainkan peran penting dalam membantu Kanada melewati krisis keuangan global pada tahun 2008, yang membuatnya dikenal sebagai salah satu ekonom berpengaruh di dunia.

Dengan latar belakang yang kuat di bidang ekonomi serta pengalaman panjang dalam dunia keuangan global, banyak pihak berharap bahwa kepemimpinan Carney akan mampu membawa Kanada ke arah stabilitas yang lebih baik. Namun, tantangan besar seperti kebijakan proteksionisme dari Amerika Serikat dan dinamika ekonomi global tetap harus menjadi prioritas utama dalam pemerintahannya.

Dengan kabinet yang lebih kecil dan lebih fokus, pemerintahan Carney diharapkan akan lebih responsif dalam menangani berbagai permasalahan nasional dan internasional. Langkah awalnya dalam menghadapi kebijakan dagang Amerika Serikat akan menjadi salah satu indikator awal bagaimana pendekatan ekonomi dan diplomasi Kanada di bawah kepemimpinannya.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *